MAHLUK PEP UNJ 2007-2008

MAHLUK PEP UNJ 2007-2008

FORM BIODATA

Nama Lengkap : (biar ga salah org)
Nama Panggilan : (biar enak manggilnya)
TTL : (yg tua ga usah malu, yg muda ga malu2in)
Alamat Lengkap : (tenang.. klo mo ngapel, pasti izin dl koq)
No HP : (biar mudah komunikasi)
No Tpln : (biar lbh ngirit)
Tempat Kerja : (kali aja boleh ngelamar)
Lulusan S1 : (biar elmunya bagi2)
Hobby : (biar biza nimbrung)
Keahlian : (X aja ade project)
Tempat Liburan : (X aja blh ngikut...)
Gol Darah : (klo mo donor)

Kirimkan data ini ke email pepunj@gmail.com
Ditunggu dalam minggu ini.
Thanks atas perhatiannya.
JANGAN LUPA....
Photonya yach.. yg lagi begaya... donk.. biar zeru...!

Rabu, 28 November 2007

Presentasi Psikologi Komunikasi

Pengantar Umum
Psikologi Komunikasi
Oleh :
Candi Alison
Andri Syawaluddin
Bahar Nugraha Praja
Dian Armiani
Heriansyah
Miswanto
Triyono
Santi Lisnawati
Supardi

I. PANDANGAN UMUM
nSaat manusia pertama tercipta, proses komunikasi telah terjadi. Bahkan sebelum itu, komunikasi telah dilakukan antara Pencitpa (Allah Swt dengan mahluk-Nya (Malaikat).
n
nDengan berkomunikasi akan terbentuk saling pengertian, menumbuhkan persahabatan, memelihara kasih sayang, menyebar ilmu pengetahuan, serta membangun budaya dan peradaban manusia.
n
nNamun di sisi lain, komunikasi juga dapat menimbulkan pertentangan, sumbu dari perpecahan, permusuhan, menebar kebencian, menghambat kemajuan, maupun merintangi kemajuan.
n
nPotensi & kualitas hidup seseorang dapat dikembangkan seoptimal mungkin dengan cara memahami serta memperbaiki komunikasi yg dilakukan antara dirinya dengan orang lain, mengolah informasi yg didapat utk diaktualisasikan dlm kehidupan.

nKang Jalal: “Bila dilihat dari kacamata keilmuan, komunikasi bukanlah subdisiplin dari psikologi. Karena sebagai ilmu, komunikasi masuk ke dalam berbabagai disiplin ilmu. Sementara sebagai gejala perilaku, komunikasi dipelajari dalam sosiologi dan psikologi.”

  • nKomunikasi dalam kerangka sosiolgi, filsafat, dan Psikologi
  • nPandangan Psikologi tentang arti komunikasi
  • nKarakteristik pendekatan psikologi komunikasi
  • nPenggunaan psikologi komunikasi.
Komunikasi dalam kerangka Sosiolgi,
Filsafat, dan Psikologi
nSudut pandang Sosiologi: usaha untuk satuan sosial dari individu dengan menggunakan bahasa atau tanda. Memiliki bersama serangkaian peraturan untuk berbagai kegiatan demi mencapai tujuan. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa sosiologi mempelajari komunikasi dalam konteks ”interaksi sosial”, dalam mencapai tujuan-tujuan kelompok. (Colin Cherry, 1964)
n
nSudut pandang Filsafat: meneliti komunikasi secara kritis dan dialektis. Atau diartikan bahwa filasat hendak meneliti hakikat pelaku komunikasi (komunikan) dan bagaimana penggunaan komunikasi saat berhubungan dengan realitas lain di alam semesta. (Lanigan, 1979)
n
nSudut pandang Psikologi: berusaha meneliti kesadaran dan pengalaman manusia, terutama mengarah pada perilaku manusia dan mencoba menyimpulkan proses kesadaran yang menyebabkan terjadinya perilaku itu. Dengan kata lain, psikologi hendak menyorot lebih khusus pada perilaku individu pelaku komunikasinya (komunikan). (Kang Jalal, 1985)

B. Pandangan Psikologi tentang arti komunikasi
Dance, mengartikan komunikasi dalam kerangka psikologi behaviorisme yaitu komunikasi sebagai usaha menimbulkan respons melalui lambang-lambang verbal.
Psikologi dalam hal ini mencoba menganalisa seluruh komponen yang terlibat dalam proses komunikasi, juga karakteristik komunikan (pelaku komunikasi) dan faktor-faktor internal maupun eksternal yang mempengaruhi perilaku komunikasinya.

Kamus Psikologi :
nPenyampaian perubahan energi dari satu tempat ke tempat yang lain seperti dalam sistem syaraf atau penyampaian gelombang-gelombang suara dari alat-alat komunikasi ke otak,
nPenyampaian atau penerimaan pesan atau signal oleh organisme,
nPesan yang disampaikan,
nProses yang dilakukan satu sistem untuk mempengaruhi sistem yang lain melalui pengaruh signal-signal yang disampaikan,
nPengaruh satu wilayah perzona pada wilayah perzona lain sehingga perubahan dalam satu wilayah menimbulkan perubahan yang berkaitan pada wilayah lain,
nJuga dipergunakan sebagai proses, pesan, pengaruh, atau secara khusus sebagai pesan pasien dalam psikoterapi.

Tujuan Psikologi Komunikasi
Tujuan dari mempelajari perilaku yang diakibatkan oleh proses komunikasi --baik itu proses fikir, perasaan dan tindakan--, agar :
1.individu dapat berkomunikasi secara efektif,
2.mengelola informasi berdasarkan teori tertentu,
3.guna mencapai perubahan kognitif, sikap dan tindakan, sehingga sesuai dengan yang diharapkan.

C. Ciri Pendekatan Psikologi Komunikasi
  • npenerimaan stimuli secara indrawi (sensory reception of stimuli)
  • nproses antara stimuli dan respons (internal mediation of stimuli)
  • nprediksi respons (prediction of response)
  • npeneguhan respons (reinforcement of responses)
nFisher (1978; 136-142) Psikologi komunikasi melihat bagaimana respons yang terjadi pada masa lalu dapat meramalkan respon yang akan datang.
n
nGeorge A. Miller mengartikan psikologi komunikasi sebagai ilmu yang berusaha untuk menguraikan, meramalkan, dan mengendalikan peristiwa mental dan behavioral dalam komunikasi. Peristiwa mental adalah – apa yang disebut Fisher--, sebagai akibat berlangsungnya komunikasi. Sedangkan peristiwa behavioral adalah apa yang nampak ketika orang berkomunikasi.

Psikologi komunikasi lebih cenderung diletakkan sebagai bagian dari psokologi sosial, karena pendekatan psikologi sosial adalah juga pendekatan psikologi komunikasi.
Bila individu-individu berinteraksi dan saling mempengaruhi, maka terjadilah:
nProses belajar yang meliputi aspek kognitif dan afektif (aspek berpikir dan aspek merasa)
nproses penyampaian dan penerimaan lambang-lambang (komunikasi)
nmekanisme penyesuaian diri seperti: sosialisasi, permainan peranan, identifikasi, proyeksi, agresi, dan sebagainya.

D. Penggunaan Psikologi Komunikasi
Perwujudan komunikasi yang efektif menurut
Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss, paling tidak menimbulkan 5 hal:
1. Pengertian; penerimaan yang cermat dari isi stimuli seperti yang dimaksudkan oleh komunikator.
n
2. Kesenangan; lazim disebut komunikasi fatis (phatic communication) bertujuan untuk menimbulkan kesenangan, hubungan hangat, akrab, dan menyenangkan.
3. Mempengaruhi sikap; Komunikasi persuasif : Proses mempengaruhi pendapat, sikap, dan tindakan orang dengan menggunakan manipulasi psikologis sehingga orang tersebut bertindak seperti atas kehendaknya sendiri.

4. Hubungan sosial yang makin baik; Supaya manusia tetap hidup secara sosial. Untuk sosial survival, ia harus terampil dalam memahami faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi interpersonal seperti persepsi interpersonal, dan hubungan interpersonal.
n
5. Tindakan; Efektivitas komunikasi biasanya diukur dari tindakan nyata yang dilakukan komunikate. Komunikasi untuk menimbulkan pengertian memang sukar, tetapi lebih sukar lagi mempengaruhi sikap. Dan jauh lebih sukar lagi mendorong orang untuk bertindak.

II. KARAKTERISTIK MANUSIA KOMUNIKAN (Pelaku Komunikasi)
Bila merujuk pada masing-masing disiplin ilmu dan bidang kehalian, dapat disimpulkan bahwa:
nTugas ahli Linguistik adalah membahas komponen-komponen yang membentuk struktur pesan.
n
nTugas ahli Teknik untuk menganalisa berapa banyak ’noise’ terjadi di jalan sebelum pesan sampai pada komunikate, dan berapa banyak pesan yang hilang.
n
nSedang tugas ahli Psikologi adalah memandang komunikasi justru pada perilaku manusia komunikan (pelaku komunikasi). Psikolog mulai masuk ketika membicarakan bagaimana manusia memproses pesan yang diterimanya, bagaimana cara berpikir dan cara melihat manusia ketika dipengaruhi oleh lambang-lambang yang dimiliki atau didapatnya.

Teori-teori tentang manusia
Teori
Konsepsi tentang Manusia
Tokoh2nya
Kontribusi pd psikologi sosial
Psikoanalisis
Homo Volens (manusia berkeinginan)
Freud, Jung, Adler, Abraham, Horney, Bion
Perkembangan kepribadian sosialisasi
Indentifikasi Agresi
Kebudayaan & perilaku
Kognitif
Homo Sapiens (Manusia berpikir)
Lewins, Heider, Fastinger, Piaget, Kohlberg
Sikap Bahasa dan berpikir
Dinamika kelompok
Propaganda
Behaviorisme
Homo Mechanicus (Manusia Mesin)
Hull, Miler & Dollard, Rotter, Skinner, Bandura
Persepsi Interpersonal
Konsep Diri
Eksperimen
Sosialisasi
Kontrol Sosial
Ganjaran dan Hukuman
Humanisme
Homo Ludens (Manusia bermain)
Rogers, Combs & Snygg Masiogwi, May Satir, Paris
Konsep Diri
Transaksi Interpersonal
Masyarakat & Individu
McDavid & Harari (1974:31)

Penjelasan tentang konsep manusia, saat ini berkembang didasarkan atas dua pendekatan dalam psikologi sosial:
nBerupaya menekankan faktor-faktor psikologis; faktor-faktor yang ditimbulkan dari dalam diri individu (Faktor Personal)
n
nyang menekankan faktor-faktor sosial; faktor-faktor yang datang dari luar diri individu (Faktor Environmental)

A. Faktor Personal yang mempengaruhi Manusia
Faktor Biologis
  • nAdanya perilaku tertentu yang merupakan bawaan manusia, dan bukan pengaruh lingkungan atau situasi. Dahulu orang menyebutnya “instink”, sekarang Desiderato, Howieson, dan Jakcon (1976:34) menamainya species-charakcteristic behavior.
  • n
  • nAdanya faktor-faktor biologis yang mendorong perilaku manusia, yang lazim disebut sebagai motif biologis. Diantaranya yang paling penting adalah kebutuhan makan-minum dan istirahat (visceral motives), kebutuhan seksual, serta kebutuhan memelihara kelangsungan hidup dengan menghindari sakit dan bahaya.
Faktor Sosiologis
Terdapat tiga klasifikasi komponen yang mempengaruhi perilaku manusia yaitu:
nkomponen afektif, merupakan aspek emosional dari faktor sosiopsikologis,
n
nkomponen kognitif, merupakan aspek intelektual
n
nkomponen konatif, merupakan aspek volisional yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak.

B. Faktor Situasional yang Mempengaruhi Perilaku Manusia
I. Aspek-aspek objektif dari lingkungan
a. Faktor ekologis
- Faktor geografis
- Faktor iklim dan meteorologis
b. Faktor desain dan arsitektural
c. Faktor temporal
d. Analisis suasana perilaku
e. Faktor teknologis
f. Faktor Sosial
~ Struktur organisasi
~ system peranan
~ struktur kelompok
~ karakter populasi

II. Lingkungan psikosial seperti dipersepsi oleh kita
a. Iklim organisasi dan kelompok
b. Ethos dan iklim institusional dan cultural
III. Stimulus yang mendorong dan memperteguh perilaku
a. orang lain
b. situasi pendorong perilaku

III. SISTEM KOMUNIKASI INTRAPERSONAL dan INTERPERSONAL

A. Sistem Komunikasi Intrapersonal
Komunikasi Intrapersonal akan menguraikan tentang bagaimana seseorang menerima informasi, mengolahnya, menyimpannya, dan menghasilkan kembali. Proses informasi tersebut dapat dijabarkan lagi sebagai berikut:
  • nSensasi;
  • nPersepsi;
  • nMemori;
  • nBerpikir;
B. Sistem Komunikasi Interpersonal
nKomunikasi interpersonal secara umum dapat diartikan sebagai faktor-faktor personal dan situasional yang mempengaruhi persepsi kita tentang orang lain, bukan objek.
n
nMemahami persepsi interpersonal akan menuntut pemahaman hubungan simbiotis antara komunikasi dengan perkembangan relasional. Karena komunikasi mempengaruhi perkembangan relasional, dan pada gilirannya (secara serentak), perkembangan relasional mempengaruhi sifat komunikasi antara pihak yang terlibat dalam hubungan tersebut.

IV. SITEM KOMUNIKASI KELOMPOK
nManusia secara umum memiliki kecenderungan hidup secara berkelompok dan masuk dalam kegiatan kelompok. Kelompok ini akan menentukan cara seseorang dalam berkata, berpakaian, bekerja, keadaan emosi, suka dan duka.
n
nKomunikasi kelompok telah digunakan untuk saling bertukar informasi, menambah pengetahuan, memperteguh atau mengubah sikap dan perilaku, mengembangkan kesehatan jiwa, serta meningkatkan kesadaran.
A. Klasifikasi kelompok
Tidak semua himpunan orang disebut kelompok, maka agar disebut kelompok diperlukan kesadaran setiap anggotanya terhadap ikatan yang sama dan mempersatukan mereka. Kelompok sendiri secara umum mempunya dua tanda psikologis, yaitu:
nAnggota-anggota kelompok yang terikat dengan kelompok, dimana individu yang bukan termasuk kelompok tersebut tidak memiliki ciri khas dari kelompok tersebut.
n
nNasib anggota-anggota kelompok saling bergantung, sehingga hasil setiap orang terkait dalam cara tertentu dan dengan hasil yang lain.

B. Pengaruh Kelompok
Kelompok sangat mempengaruhi komunikasi masing-masing individu, pengaruh tersebut dapat diklasifikasikan :
nKonformitas (conformity);
n
nFasilitas sosial;
n
nPolariasi;

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan kelompok
Berkenaan dengan keefektifan kelompok, anggota kelompok akan bekerjasama untuk mencapai dua tujuan:
1.melaksanakan tugas kelompok, diukur dari hasil kerja kelompok atau prestasi (performance)
2.
2.memelihara moral anggota-anggotanya, dilihat dari tingkat kepuasan (satisfaction)

V. SISTEM KOMUNIKASI MASSA
nKomunikasi saat ini telah menjadi hal yang paling dibutuhkan oleh manusia, dimana manusia dapat berkomunikasi dan mendapatkan informasi secara global dalam waktu yang singkat. (Dofivat, 1967) berpendapat bahwa pengaruh dari Teknologi komunikasi mutakhir telah menciptakan apa yang disebut “publik dunia”.
n
nSeiring dari perkembangan tersebut, meningkat pula kekhawatiran berkenaan dengan efek dari media massa terhadap masyarakat. Dofivat mengungkapkan kekhawatirannya tentang kemungkinan dikontrolnya media massa oleh segelintir orang untuk kepentingannya sendiri, sehingga jutaan manusia akan kehilangan kebebasannya.
n
nBerbagai hasil penelitian psikologis saat ini, menyajikan efek komunikasi massa pada perilaku penerima pesannya. Berbagai kerangka faktor-faktor personal dan situasional yang mempengaruhi perilaku manusia, selain karakteristik individu yang mempengaruhi penggunaan media, juga pengaruh media massa itu sendiri terhadap sistem kognitif dan sistem afektif khalayak.

A. Pengertian Komunikasi Massa
nBittner (1980 : 10) “Pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang.”
n
nGerbner (1967) “Produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga, dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri.”
n
Secara ringkas, komunikasi massa diartikan : “jenis komunikasi yg ditujukan kepada sejumlah khalayak yg tersebar, melalui media cetak atau elektronis sehingga pesan yg sama dpt diterima secara serentak dan sesaat.”
nKang Jalal menjelaskan bahwa ketika komunikasi massa memiliki perbedaan teknis, maka sistem komunikasi massa juga mempunyai karakteristik psikologis yang khas pula dibanding dengan sistem komunikasi interpersonal. Ini tampak pada pengendalian arus informasi, umpan balik, stimulasi alat indra, dan proporsi unsur isi dengan hubungan.

Pada komunikasi interpersonal, orang menerima stimuli lewat seluruh alat inderanya. Sementara dalam komunikasi massa, stimuli alat indera bergantung pada jenis media massanya. McLuhan (1964) membagi sejarah umat manusia pada tiga babak:
nBabak Tribal, ketika alat indera menusia bebas menangkap berbagai stimuli tanpa dibatasi teknologi komunikasi.
nBabak Gutenberg, ketika mesin cetak menyebabkan orang berkomunikasi secara tertulis dan membaca dari kiri ke kanan; di sini, hanya indera mata yang mendapat stimuli, sehingga manusia akan cenderung berpikir linear.
nBabak Neotribal, ketika alat-alat elektronis memungkinkan manusia menggunakan beberapa macam alat indera dalam komunikasi.

Frederick Williams (1982) mengungkapkan tentang bagaimana teknologi komunikasi mengubah pola kehiduapan santai kita, transportasi, kesehatan, politik, pendidikan, dan seluruh tatanan sosial kita. Lingkungan elektronis yang baru: metamorfose kondisi-kondisi yang telah mengembang-kan kehidupan di bumi.
Lingkungan ini telah menghapus dimensi-dimensi ruang dan waktu yang lama; melewati batas-batas lingkungan fisik. Pada lingkungan baru ini, hampir seluruh umat manusia dapat menyaksikan pengalaman yang sama secara simultan, atau keanekaragaman pengalaman yang tidak terhingga.
Lingkungan elektronis dapat diubah dgn segera; dapat menghubungkan lebih banyak pikiran manusia, pikiran dgn segala gagasan, dan pikiran dengan mesin, daripada alat-alat komunikasi yang pernah kita kembangkan selama 36.000 tahun dari warisan ujaran dan 6.000 tahun warisan tulisan.
Lingkungan elektronis telah mencengkram, meremehkan, menyenangkan, dan membosankan.

B. Efek Komunikasi Massa
Komunikasi massa telah memberikan efek terhadap perubahan perilaku manusia. Secara umum para peneliti merinci efek tersebut, diantaranya:
nefek ekonomis, kehadiran komunikasi massa telah menggerakkan berbagai usaha (produksi, distribusi dan konsumsi ’jasa’ media massa). Namun di sisi lain, masyarakat menjadi lebih konsumtif dan biaya hidup semakin bertambah.
nefek sosial, terjadi perubahan pada struktur atau interaksi sosial akibat kehadiran media massa. Terbentuknya jaringan-jaringan interaksi sosial yang baru. Namun di sisi lain, dampak negatif yang ditimbulkan juga muncul, seperti: masuknya budaya kebebabasan yang tak terkontrol, perubahan gaya hidup dan cara pandang negatif lainnya.
nefek pada penjadwalan kegiatan, terjadinya perubahan aktifitas kegiatan karena harus menyesuaikan program media massa.
nefek pada penyaluran/penghilangan perasaan tertentu, media massa digunakan orang untuk memuaskan kebutuhan psikolgois, misalnya: kesepian, marah, kecewa dan sebagainya.
nefek pada perasaan orang terhadap media, kehadiran media massa bukan saja menghilangkan perasaan, ia pun menumbuhkan perasaan tertentu. Seseorang akan memberi kesan positif atau negatif pada media berdasarkan pada kebutuhannya.

a. Efek Kognitif Komunikasi Massa
nMedia Massa terbukti sanggup membentuk citra (gambaran kita terhadap dunia) seseorang tentang lingkungan dengan menyampaikan informasi, juga dapat menduga bahwa media massa tertentu berperan dalam menyampaikan pengetahuan, keterampilan, serta nilai-nilai yang baik.
n
nMedia massa yang mampu memberikan manfaat yang dikehendaki oleh masyarakat atau disebut efek prososial, jika media massa mampu menyebabkan orang lebih mengerti atau memahami maka disebut sebagai efek prososial kognitif. Dalam hal ini, siaran pendidikan diyakini akan mampu menanamkan pengetahuan, pengertian, dan keterampilan.
n
nBanyak orang memperoleh pengetahuan yang mendalam tentang bidang yang diminatinya dari berita dan pandangan yang ditampilkan dalam media massa, telah menjadikan sumber informasi dan rujukan bagi pengkonsumsinya. Dan dalam perkembangan peradaban manusia, media massa apa pun telah memberikan kontribusinya dalam mewariskan nilai-nilai dan peradaban pengetahuan manusia.

b. Efek Afektif Komunikasi Massa
Hasil penelitan tentang efek komunikasi massa terhadap perubahan dan pembentukan sikap, umumnya menyatakan sedikit sekali bukti yang menunjukkan adanya efek media massa pada perubahan sikap. Josep Klapper (19 60) menyimpulkan:
nPengaruh komunikasi massa diantaranya: predisposisi personal, proses selektif, keanggotaan kelompok
n
nKomunikasi massa biasanya berfungsi memperkokoh sikap dan pendapat yang ada, walaupun kadang-kadang berfungsi sebagai media pengubah (agent of change).
nBila komunikasi massa menimbulkan perubahan sikap, perubahan kecil pada intensitas sikap lebih umum terjadi daripada ”konversi” (perubahan seluruh sikap) dari satu sisi masalah ke sisi yang lain.
n
ncukup efektif dalam mengubah sikap pada bidang-bidang di mana pendapat orang lemah, misalnya pada iklan komersial.
n
nKomunikasi massa cukup afektif dalam menciptakan pendapat tentang masalah-masalah baru bila tidak ada predisposisi yang harus diperteguh.

Kegagalan penelitian menemukan perubahan sikap karena pengaruh media massa, diduga para peneliti (kesimpulan McGuire, 1969; 229-230) disebabkan oleh:
1.diperkirakan media massa sebenarnya efektif dalam mengubah sikap dan perilaku, tetapi alat ukur kita gagal untuk mendeteksi perubahan tersebut.
2.
2.terjadi terpaan selektif yang menyebabkan orang cenderung menerima hanya informasi yang menunjang konsepsi yang telah ada sebelumnya.
3.
3.ketika kita mengukur efek media massa, kita mengukur efek yang saling menghapus; artinya orang menyerima bukan saja media massa yang mengkampanyekan hal tertentu, tetapi juga media yang menentang hal tersebut.
4.
4.media memang tidak menyebabkan orang beralih sikap, tetapi hanya memperkokoh kecenderungan yang sudah ada, sehingga setiap pihak, dengan kampanye, berusaha menghindari pindah ke pihak yang lain.

5. umumnya kita mengukur efek media massa pada sikap-sikap politik yang didasarkan pada keyakinan yang dipegang teguh, bukan pada sikap yang berlandaskan keyakinan yang dangkal.
6. diduga mereka yang diterpa media massa adalah orang-orang yang lebih terpelajar, lebih tahu, dan juga lebih stabil dalam hal kepribadian, sehingga mereka menerima pesan media dengan gagasan yang sudah lebih tegas.
7. diduga media massa tidak berpengaruh langsung pada khalayak, tetapi melewati dulu mermukaan-permukaan pendapat.
8. media massa tidak mengubah pendapat, tetapi mempengaruhi penonjolan suatu isyu di atas isyu yang lain.
nSecara umum Charles K. Atkin (1981 :299-328) menyimpulkan bahwa media massa secara berarti mempengaruhi orientasi afektif, walaupun dampaknya tidak sebesar pada orientasi kognitif.